Rokok |
Mengapa rokok sangat erat kaitannya
dengan kesehatan gigi dan mulut? jelas secara gampang bisa dijawab,
karena rokok dihisap melalui mulut. Secara gampang bisa kita lihat bibir
seorang perokok memang terlihat lebih gelap dibandingkan dengan bibir
seorang yang bukan perokok, mengapa? Secara umum kita mengetahui rokok
yang ada di Indonesia ada 2 jenis, rokok dengan filter dan tanpa filter.
Rokok tanpa filter cenderung lebih cepat merubah warna gigi dari pada
rokok dengan filter.
Sekarang mari kita ikuti jejak asap rokok kenapa begitu banyak organ”
tubuh yang dirugikan. Saat kita menghisap rokok asap yang keluar dari
sebatang rokok menuju rongga mulut, beberapa detik asap rokok dengan
jutaan zat” kimia berada dalam rongga mulut dan mempengaruhi jaringan
dan organ yang ada dalam rongga mulut termasuk gigi itu sendiri. Asap
panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan
rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi
pengeluaran ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih
an-aerob (suasana bebas zat asam) sehingga memberikan lingkungan yang
sesuai untuk tumbuhnya bakteri an-aerob dalam plak.
Dengan sendirinya perokok beresiko lebih besar terinfeksi bakteri
penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang
perokok. Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan
tanduk. Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang
gusi, yaitu penyakit gusi yang paling sering terjadi disebabkan oleh
plak bakteri dan factor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di
sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi
sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak.
Penyakit jaringan pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong
gigi dan tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok daripada
bukan perokok.
Padahal pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama cukup
hanya dilakukan perawatan standar seperti pembersihan plak dan karang
gigi. Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut
berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari
berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok dan status
merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah
berhenti. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil
metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.
1 komentar:
iya,, sama2,,, sukses selalu untuk Mahasiswa UIIY,,,
Posting Komentar